Kampanye Kaltim Green

Kampanye Kaltim Green
Kampanye Kaltim Hijau Hingga ke Palembang

Kamis, 23 Desember 2010

Seribu Pelajar Direncanakan Kursus Alat Berat

Samarinda, SJIK- Sebanyak seribu pelajar di Kaltim direncanakan mengikuti kursus alat berat di Balai Latihan Kerja Indonesia (BLKI), keterampilan mengoperasikan alat berat dinilai menjadi alternatif dalam upaya mengurangi pengangguran setelah pelajar lulus sekolah.


“Banyak perusahaan di Kaltim yang memerlukan tenaga untuk mengoperasikan alat berat, baik perusahaan tambang, perkebunan dan lainnya,” kata Ketua Komisi IV Bidang Kesejahteraan dan Tenaga Kerja DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) Ali Hamdi tak lama lalu.

Dia melanjutkan, dengan adanya pelatihan penguasaan mengoperasikan alat berat di BLKI Kaltim, sementara pesertanya dari kalangan pelajar dan mahasiswa, dipastikan menjadi salah satu pilihan untuk mengurangi kemiskinan.

Menurutnya, biasanya perusahaan-perusahaan akan langsung cepat menerima calon karyawan dari lulusan BLKI, pasalnya lembaga ini sudah dipercaya mampu mencetak tenaga kerja andal sesuai dengan program yang dipilihnya.

Pelatihan tersebut juga dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Kaltim, karena selama ini masih banyak tenaga kerja yang direkrut perusahaan ternyata sebagian besar tenaga terampilnya dari luar daerah karena tenaga lokal kurang memadai.

Menurutnya, banyaknya msyarakat yang hidup kurang sejahtera di Kaltim faktor utamanya adalah belum dimilikinya pekerjaan tetap, sementara banyak cara yang bisa dilakukan pemerintah untuk membuat masyarakat mendapat pekerjaan.

Cara-cara tersebut di antaranya membuka lapangan usaha baru dengan memberi modal usaha, dan memberikan pelatihan agar masyarakat yang masih menganggur bisa memiliki keterampilan, sehingga bisa menciptakan lapangan kerja sendiri mapun bisa diterima bekerja di suatu perusahaan.

Sedangkan cara yang ditempuh kali ini adalah memberikan pelatihan atau pemagangan di BLKI Kaltim agar keterampilan bisa dimiliki. Dana yang diperlukan untuk pembekalan kursus alat berat mencapai Rp 9 miliar, dengan kebutuhan dana Rp9 juta per orang.

Sementara sumber dana untuk pembekalan penguasaan alat berat sebagian akan diambilkan dari anggaran pendidikan senilai Rp300 miliar, yakni pos anggaran di Dinas Pendidikan (Disdik) Kaltim.

Ditegaskan, pembekalan seribu pelajar dan mahasiswa itu bisa dilakukan secara bertahap, tergantung kesiapan dan ketersedian dana yang ada di Disdik Kaltim dalam membuat program mempersiapkan anak didik.

“Jika tidak sanggup langsung seribu peserta, maka bisa dilakukan bertahap, misalnya tahap pertama 500 orang dulu, jika 500 orang juga anggarannya belum cukup, bisa 100 orang dulu yang penting secara bertahap bisa tuntas sampai seribu peserta,” kata Ali.

Sementara Kepala Disdik Kaltim Musyahrim saat dikonfirmasi megaku siap menjalankan program tersebut, namun dia belum bisa memastikan berapa orang yang bisa direkrut tahap pertama karena harus konsultasi dulu dengan Disnakertrans Kaltim dan SMK setempat. (mg)

Mahasiswa BC Belum Lulus Sudah Banyak Yang Kerja



Samarinda, SJIK- Sejumlah mahasiswa Borneo College Samarinda sudah banyak diterima bekerja di beberapa perusahaan meski belum lulus kuliah, hingga beberapa di antaranya tidak ikut wisuda karena tidak bisa meninggalkan pekerjaan.

Pernyataan itu disampaikan Direktur Operasional Borneo College (BC) Samarinda, Ahmad Arwani saat mewisuda 93 mahasiswa tahun ajaran 2009-2010 di Hotel Mesra Internasional Samarinda, beberapa waktu lalu.

Dia melanjutkan, dalam wisuda itu ada beberapa mahasiswa yang tidak bisa mengikuti prosesi wisuda karena tidak bisa meningalkan lokasi kerja.

Alasannya adalah, ada yang bekerja sebagai mekanik alat berat di wilayah Kaltim namun jauh dari Samarinda, sehingga membutuhkan waktu lama untuk mencapai Samarinda.

Ditambah lagi, rata-rata pekerja mekanik alat berat tidak di tengah perkotaan, namun di areal perusahaan yang jauh dari pemukiman, bahkan ada yang tinggal di mess dalam hutan di kawasan perusahaan tersebut.

Alasan lainnya, beberapa mahasiswa yang sudah bekerja tidak diijinkan meninggalkan lokasi kerja pada jam kerja dalam beberapa waktu karena masih merupakan karyawan baru.

Selain itu, mereka berperanan penting dalam produktifitas perusahaan, sehingga jika mahasiswa tersebut ijin ikut diwisuda, maka akan mempengaruhi produksi.

Dikatakan, di BC Samarinda memiliki 4 program unggulan, yakni Programer dan Teknisi Komputer, Mekanik Alat Berat, Mekanik Terpadu, serta Akutansi dan Administrasi Perkantoran.

Lama belajar di BC Samarinda hanya satu tahun, namun jika ada mahasiswa yang belum mengusai ilmu baik secara teori maupun praktek, maka yang bersangkutan tidak akan diluluskan, sehingga harus mengulang hingga lancar.

Menurutnya, peraturan kelulusan yang diterapkan di BC Samarinda sangat ketat. Hal ini perlu dilakukan demi untuk peningkatan kualitas SDM mahasiswa itu sendiri agar bisa bersaing di dunia kerja, baik sebelum lulus maupun setelah lulus kuliah.

Menurutnya, pada angkatan 2009-2010 seharusnya ada 137 mahasiswa yang diwisuda, namun 36 di antaranya dinyatakan belum lulus sehingga harus mengikuti kuliah hingga mereka bisa terampil.

Salah satu mahasiswa yang baru diwisada, Sugeng Priyatno mengatakan, beberapa bulan menjadi mahasiswa BC, dia sudah ditawari kerja oleh beberapa perusahaan, namun dia memilah-milah dan akhirnya memutuskan menerima tawaran PT Intra Copenta, tempat dia bekerja hingga kini.

”Saya ucapkan terima kasih kepada dosen dan jajaran manajemen Borneo College karena telah membina kami dengan tekun. Saya yang semula berpengetahuan minim, kini sudah menjadi lebih mahir dan bisa mendapat pekerjaan yang layak,” kata Sugeng. (mg)

2011 Target Buta Aksara 1 Persen



Samarinda, SJIK - Saat ini jumlah warga yang buta aksara di Provinsi Kaltim yang berusia 15 tahun ke atas sebanyak 1,78 persen dari total jumlah penduduk, sehingga pemerintah setempat menargetkan pada 2011 hanya tersisa 1 persen.

Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak mengatakan, bahwa jumlah warga buta huruf (aksara) di wilayah yang dipimpinnya itu saat ini sebanyak 31.623 orang atau terdapat 1,78 persen dari total jumlah penduduk.

Jumlah sebanyak itu sebagian besar didominasi oleh kaum perempuan, yakni sebanyak 20.721 orang, sedangkan kaum pria terdapat hampir setengahnya, yakni sebanyak 10.902 orang.

Jumlah warga buta aksara yang paling banyak berada di Kabupaten Kutai Kartanegara yang mencapai 13.991 orang, dengan rincian, 5.079 kaum laki-laki, dan yang 8.912 merupakan penduduk perempuan.

Terbanyak kedua adalah Kabupaten Paser yang mencapai 6.463 orang, terdiri dari 2.929 laki-laki, dan 3.534 perempuan, sedangkan di Kabupaten Berau tidak ditemukan warga yang buta aksara.

Guna mencapai target 1 persen pada 2011 tersebut, lanjut gubernur, pada 2010 pemerintah mendukung pendanaan cukup besar dalam upaya pemberantasan buta aksara, yakni mencapai Rp10,3 miliar.

Jumlah rupiah sebesar itu terdiri dari dua mata pembiayaan, yakni dari Anggaran Pendapatan dan Belenja Negara (APBN) senilai Rp3,3 miliar, dan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kaltim senilai Rp7 miliar.

Dikatakan, dalam pemerantasan buta aksara bukan saja tanggung jawab pemerintah, namun menjadi tanggung jawab semua pihak, termasuk peran perusahaan melalui program CSR.

Dalam pemberantasan buta aksara perlu pertisipasi semua pemangku kepentingan hingga di daerah-daerah, seperti organisasi sosial kemasyarakatan, organisasi wanita, lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan peranan tokoh masyarakat.

Peranan aparat pemerintahan hingga ke tingkat yang paling bawah juga perlu secara aktif mendukung peningkatan pendidikan, terutama turut mensosialisasikan kegiatan program pengentasan kebuta aksaraan, yakni mulai dari camat, lurah atau kepala desa, hinga ke tingkat RT.

Selain itu, lanjutnya, Badan Perpustakaan Daerah juga memiliki peran penting dalam mencerdaskan bangsa dan pemberantasan warga yang masih buta aksar, yakni melalui perpustakaan yang dibangun hingga ke desa-desa.

Pemerintah lanjut dia, baik provinsi maupun kabupaten dan kota telah memiliki badan perpustakaan, ini merupakan salah satu program pemerintah dalam upaya memberikan pembelajaran dan pendidikan, serta ilmu pengetahuan kepada masyarakat.

Menurutnya, perpustakaan di kabupaten dan kota, bahkan di tingkat desa dapat dikembangkan dengan menggandeng pihak swasta. Banyak pelaku usaha yang memiliki dana Coorporate Social Responsibility (CSR), dana ini dapat dimanfaatkan untuk pengembangan perpustakaan masyarakat.

Terpisah, Kepala Badan Perpustakaan Kaltim Syafruddin Pernyata mengatakan, bahwa tugas utama badan yang dipimpinnya adalah untuk menecerdaskan bangsa, yakni melalui perpusatakaan yang tersebar di Kaltim, baik perpustakaan sekolah, lembaga, hingga perpustakaan desa.

Terkait dengan itu, pada periode 2009 telah diberikan bantuan kepada 35 perpustakaan desa, kemudian pada 2010 ada 140 perpustakaan desa yang juga mendapat bantuan buku.

Badan Perpustakaan Kaltim, lanjutnya, berkomitmen meningkatkan pengetahuan dan wawasan pendidikan masyarakat desa, yakni dengan melakukan pengembangan perpustakaan desa, bahkan setiap tahun selalu ditingkatkan jumlah perpustakaan yang dikembangkan.

”Dalam dua tahun terakhir masing-masing perpusatakaan diberi bantuan seribu judul buku, dengan total 170 ribu judul buku untuk 170 unit perpustakaan hingga ke desa, hal ini untuk mendukung agar Kaltim melek huruf,” kata Syafruddin. (gm)

Warga Buta Aksara Kaltim Sisa 1,7 Persen



Samarinda, SJIK - Capaian kinerja Dinas Pendidikan Provinsi Kaltim melebihi target yang dipatok pemerintah pusat karena menyisakan 1,7 persen saja warga yang buta aksara, sedangkan target nasional pada 2010 adalah 5 persen.

“Saat ini jumlah penduduk Kaltim yang masih buta aksara sisa 31.623 orang, atau tinggal 1,7 persen dari total jumlah penduduk di provinsi ini,” kata Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), H Musyahrim di Samarinda, tak lama lalu.

Dia bersyukur atas capaian kinerja semua staf di instansi yang dipimpinnya itu, sehingga target pemerintah yang mematok angka 5 persen dari warga yang buta huruf, ternyata Kaltim mampu melampaui cukup jauh.

Atas capaian kinerja Disdik Kaltim tersebut, sehingga pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Nasional mempercayakan kepada Kaltim, untuk menjadi tuan rumah dalam memperingati Hari Aksara Nasional ke 45 pada 10 Oktober 2010 lalu.

Peringatan hari aksara itu dipusatkan di Kota Balikpapan, sementara peserta yang hadir dari 33 provinsi di Indonesia ke “Kota Minyak” tersebut sekitar dari 3 ribu orang dari kalangan pejabat, pendidik, dan kelompok masyarakat yang peduli terhadap pendidikan.

Warga yang didata untuk mengetahui apakah mereka buta huruf atau tidak adalah, penduduk Kaltim yang berusia 15 tahun ke atas baik laki-laki maupun perempuan.

Pada 2009 warga Kaltim yang buta aksara sebanyak 51.899 orang, jumlah ini mengalami penurunan sebanyak 20.276 orang jika dibanding dengan data 2010 yang sebanyak 31.623 penduduk.

Dari jumlah buta aksara sebanyak 31.623 orang tersebut, daerah yang menempati urutan pertama adalah Kabupaten Berau karena di daerah itu tidak ditemukan warga yang buta huruf.

Menempati urutan kedua adalah Kabupaten Nunukan dengan jumlah warga buta aksara tinggal 14 orang. Dari angka tersebut, terdapat 12 laki-laki dan sisanya yang 2 orang adalah penduduk perempuan.

Sedangkan urutan ketiga adalah Kota Tarakan yang memiliki warga buta aksara sebanyak 22 orang.

“Semua warga yang buta huruf itu tidak hanya kami didik supaya bisa membaca dan menulis, namun juga kami bekali keterampilan agar mereka bisa usaha mandiri,” katanya. (gm)

Kebutuhan Pokok Kaltim Aman Hingga Januari



Samarinda, SJIK - Persediaan bahan pokok di Kaltim diyakini aman memenuhi permintaan masyarakat setempat hingga Januari 2011, bahkan dinas terkait terus bekerja sama dengan agen dan penyuplai untuk menambah stok tiap pekan.

”Untuk daging sapi saat ini masih tersedia sebanyak 2.276 ton, kemudian daging ayam sebanyak 2.174 ton, jumlah ini tersebar di 14 kabupaten dan kota,” kata Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kaltim M Yadi Sabianoor, Selasa lalu.

Selanjutnya untuk persediaan beras juga masih cukup hingga satu bulan ke depan karena saat ini stok yang terdapat di gudang maupun di Dolog total sebanyak 50,8 ribu ton.

Kemudian gula pasir tersedia hingga mencapai 5,9 ribu ton, rinciannya antara lain terdapat di Samarinda 1.654 ton, di Balikpapan 1.623 ton, di Tarakan 798 ton, di Kabupaten Paser 187 ton, Berau 523 ton, Bulungan 302 ton, Nunukan 301 ton, dan di Malinau terdapat 266 ton.

Kemudian total stok minyak goreng sebanyak 4.391 ton yang tersebar di Kaltim, antara lain terdapat di Tana Tidung sebanyak 13 ton, di Penajam Paser Utara 150 ton, Bontang 190 ton, Kutai Kartanegara 390 ton, Bulungan 197 ton, Samarinda 943 ton, dan di Balikpapan terdapat 936 ton.

Persediaan susu baik susu kental, cair maupun susu bubuk terdapat 3.666 ton dengan rincian, terdapat di Tarakan sebanyak 421 ton, Malinau 124 ton, di Kutai Timur 185 ton, di Kutai Barat terdapat 169 ton dan di Berau terdapat 243 ton.

Untuk stok mentega juga aman hingga Januari karena tersedia sebanyak 1.601 ton, yakni terdapat di Samarinda sebanyak 301 ton, di Balikpapan 297 ton, di Tarakan 169 ton, di Paser 132 ton, di Berau 138 ton, di Kutai Kartanegara 487 ton, Bulungan sebanyak 232 ton, dan sisanya di sejumlah daerah lain.

Untuk stok tepung terigu juga masih aman karena tersedia sebanyak 3.868 ton, antara lain terdapat di Bulungan sebanyak 145 ton, di Kutai Barat 162 ton, di Kutai Timur 200 ton, di Nunukan 171 ton, di Malinau 68 ton, Bontang 181 ton, dan di Penajam Paser Utara terdapat 150 ton.

Total stok telur terdapat 3.710 ton, di antaranya terdapat di Samarinda 832 ton, di Balikpapan 840 ton, Tarakan 288 ton, di Paser 242 ton, di Berau 220 ton, di Kutai Kartanegara sebanyak 242 ton, di Bulungan 143 ton, dan stok telur di Kutai Barat sebanyak 135 ton.

Untuk stok jagung pipilan juga masih aman sebab mencapai 3.372 ton, antara lain terdapat di Penajam Paser Utara sebanyak 141 ton, Bontang 91 ton, Malinau 82 ton, Kutai Timur 174 ton, Bulungan 301 ton, dan stok di Kutai Kartanegara sebanyak 508 ton. (fin)

KONTRAK BKKBN KALTIM BARU TERCAPAI 81,64 PERSEN



Samarinda, SJIK- Capaian Kontrak Kerja Provinsi (KKP) BKKBN Kaltim terhadap peserta KB Baru hingga Oktober 2010 baru mencapai 81,64 persen, dikhawatirkan hingga akhir Desember ini targetnya tidak tercukupi.

”Belum tercapainya target yang kami patok karena memang banyak kendala, di antaranya penduduk Kaltim terpencar hingga pelosok, sedangkan kondisi alamnya sulit dijangkau,” kata Kepala Badan Kooordinasi Keluarga Berencana (BKKBN) Kalimantan Timur (Kaltim) Idrus Sebbu, tak lama lalu.

Dia melanjutkan, pada akhir 2009 pihaknya menargetkan perserta KB Baru hingga akhir 2010 sebanyak 91.027 peserta, namun berdasarkan data hingga Oktober 2010 baru mencapai 74.317 peserta atau sebanyak 81,64 persen.

Apabila dilihat dari tingkat pencapaian peserta KB Baru per kabupaten atau kota, lanjutnya, maka hingga Oktober 2010 terdapat 10 daerah memperoleh hasil tertinggi, atau berada di atas rata-rata provinsi.

Sepuluh daerah itu antara lain, Kabupaten Tana Tidung yang mencapai 199,52 persen, yakni dari kontrak atau target sebanyak 210 peserta KB Baru, ternyata jumlah peserta KB Baru telah mencapai 419 orang.

Urutan kedua adalah Kabupaten Paser yang mencapai 158,08 persen, atau dari target yang ingin dicapai sebanyak 4.583 peserta KB Baru, namun yang sudah terlayani hingga Oktober terdapat 7.245 peserta.

Kemudian Kabupaten Kutai Kartanegara yang mencapai 114,96 persen, yakni dari total target peserta KB Baru sebanyak 12.392 orang, namun yang sudah terlayani KB sudah mencapai 14.246 orang.

Klinik yang telah melayani peserta KB Baru sejak Januari hingga Oktober 2010 itu dibagi menjadi empat klasifikasi, yakni klinik pemerintah, klinik swasta, dokter praktik swasta, serta bidan praktik swasta.

Untuk klinik pemerintah telah melayani peserta KB Baru sebanyak 38.995 peserta, atau tercapai 52,47 persen dari total pencapaian peserta KB Baru sebanyak 74.317 peserta.

Kemudian klinik swasta telah melayani peserta KB Baru sejumlah 4.995 peserta, atau tercapai 6,72 persen dari total pencapaian peserta KB Baru sebanyak 74.317 peserta.

Selanjutnya dokter praktik swasta melayani peserta KB Baru 1.909 orang atau 2,57 persen, dan Bidan praktik swasta melayani 28.418 peserta atau 38.24 persen dari total pencapaian peserta KB Baru 74.317 orang. (fin)

Rabu, 22 Desember 2010

Lokasi Penemuan Kubur Tajau Akan Dibangun Museum


Samarinda, SJIK- Lokasi penemuan 52 buah Kubur Tajau (guci) di Desa Sangasanga Dalam, Kecamatan Sangasanga, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur akan didirikan museum karena lokasi itu bersejarah.

“Bentuk museum yang kami rencanakan adalah museum terbuka, ada bangunan beratap, tempat parkir, kamar kecil dan sjumlah fasilitas lain,” kata Peneliti dari Balai Arkeolog Banjarmasin, Hartati.

Hartati yang pernah menjadi Ketua Tim Pengalian Kubur Tajau di Sangasanga ini menuturkan, bahwa lokasi itu diusulkan untuk dibangunkan museum karena lokasinya bersejarah sehingga perlu dijaga dan dilestarikan untuk kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan dan lainya.

Di samping itu, lanjutnya, perlunya lokasi itu dibangunkan museum karena sekaligus untuk menjaga lokasi itu agar jangan dirusak oleh oknum tertentu. Jika ada museum, maka lokasi itu akan ada yang menjaga, dengan demikian lokasi itu bisa aman.

Saat ini, lanjutnya, lokasi tempat ditemukannya 52 Kibur Tajau itu ditutup pasir dan terpal, kemudian diatapi dengan menggunakan terpal, serta dipagari kawat agar tidak ada yang menganggu lokasi itu.

Sedangkan 52 tajau berikut tulang belulang manusia yang ditemukan saat penggalian yang dilakukan pada Mei-Juni 2010 itu, tiga tajau (guci) di antaranya dalam keadaan utuh, sedangkan sisanya pecah beberapa bagian.

Tiga guci yang masih utuh tersebut, saat ini tersimpan di Museum Perjuangan Merah-Putih Sangasanga. Sedangkan guci yang pecah, sebagian masih disimpan di lokasi penggalian, dan sebagian lagi berikut tulang belulangnya disimpan di museum tersebut.

Kubur Tajau berisi 52 kerangka manusia itu berusia 240-480 tahun, atau diyakini penguburan 52 tajau berikut tulang belulang itu terjadi pada kisaran 240 hingga 480 tahun yang lalu, atau pada tahun 1530 hingga 1770.

Diperkirakan yang melakukan penguburan tulang belulang dalam tajau itu adalah Suku Dayak atau bangsa dari China. ”Itu hanya perkiraan, untuk pastinya kerangka dari suku apa, kami belum tahu karena saat ini masih dilakukan tes DNA,” katanya.

Tes DNA, lanjutnya, memerlukan waktu enam bulan, sedangkan pengiriman sampel kerangka dari Sangasanga ke laboratorium di Bandung dilakukan pada Juni lalu, sehingga hasil positifnya baru bisa diketahui sekitar Januari 2011.

”Temuan sebanyak 52 guci berikut tulang belulang itu merupakan pertama kali di Kaltim dan merupakan kuburan kuno terbesar di Kalimantan, bahkan di Indonesia karena di sejumlah tempat biasanya hanya ditemukan satu hingga tiga kuburan guci,” kata Hartati lagi. (SJIK)

Minggu, 19 Desember 2010

2011 Kaltim Akan Bangun 150 Perpustakaan Baru


Samarinda, SJIK- Pemprov Kaltim melalui Badan Perpustakaan setempat pada 2011 menargetkan pembangunan perpustakaan desa sebanyak 150 unit, jumlah itu tidak termasuk 170 unit perpustakaan desa yang ada sekarang.

Kepala Badan Perpustakaan Kalimantan Timur (Kaltim) Syafruddin Pernyata mengatakan, badan yang dimpinnya terus berusaha agar sejumlah desa di Kaltim memiliki perpustakaan.

Tujuannya adalah untuk meningkatan sumber daya manusia setempat, pasalnya perpustakaan atau buku di perpustakaan merupakan gudang ilmu yang menyediakan berbagai kebutuhan, baik ilmu tentang pertanian, perkebunan, perikanan, bisnis, dan lainnya.

Guna meningkatkan jumlah perpustakaan, lanjutnya, sejak 2009 Badan Perpustakaan Kaltim mulai mengembangkan Perpustakaan Desa sebanyak 35 unit bangunan.

Kemudian pada 2010 terus ditingkatkan keberadaannya sehingga menjadi 170 unit atau ada penambahan sebanyak 135 unit. Selanjutnya pada 2011 ditargetkan terbangun lagi sebanyak 150 perpustakaan baru yang tersebar di sejumlah desa.

Dia menyebutkan, dari 170 perpustakaan desa itu, telah didistribusikan bantuan sebanyak 17.500 judul buku yang masing-masing judul sebanyak dua buku, sehingga total mencapai 35.000 buku, sedangkan buku tersebut merupakan bantuan pusat.

Dari total 35.000 buku tersebut, masing-masing perpustakaan desa mendapatkan 500 judul buku atau 1.000 eksemplar, sehingga yang mendapat bantuan buku pada 2010 ada 35.000 unit perpustakaan.

Menurutnya, pendirian perpustakaan desa juga terbantu dengan adanya komitmen beberapa kabupaten dan kota yang ingin membangun perpustakaan di desa masing-masing. Daerah yang belum memiliki perpustakaan desa diharapkan segera membangun.

Daerah yang turut membantu pendirian perpustakaan desa itu antara lain Kabupaten Kutai Kartanegara, bahkan daerah ini akan membangun lagi 40 perpustakaan dari 223 desa yang ada di kabupaten itu.

Selain mengembangkan perpustakaan desa, Badan Perpustakaan Provinsi Kaltim juga tengah memprioritaskan pengembangkan perpustakaan di Puskesmas 24 Jam.

Saat ini terdapat 10 Puskesmas dengan pelayanan 24 jam di 10 kabupaten dan kota di Kaltim.

Perpustakaan Puskesmas diharapkan berguna bagi pasien rawat inap, pengunjung, petugas medis dan keluarga pasien untuk menambah pengetahuan dan wawasan selama berada di Puskesmas. (mg)

Sabtu, 18 Desember 2010

Bandara Di Pedalaman Perlu Peningkatan


Samarinda, SJIK- Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) mengatakan lapangan terbang (bandara)di daerah pedalaman dan kawasan perbatasan Kaltim perlu ditingkatkan, pasalnya keberadaannya sangat dibutuhkan masyarakat dan negara.
”Pembangunan lapangan terbang di pedalaman dan perbatasan merupakan salah satu bentuk pemerataan pembangunan, jangan ada lagi yang berfikir pembangunan hanya di wilayah perkotaan,” kata Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak di Samarinda, pekan lalu.
Menurutnya, komitmen Pemprov Kaltim untuk membangun lapangan terbang baru di beberapa kabupaten di pedalaman dan kawasan perbatasan merupakan bentuk kepedulian terhadap pembangunan agar lebih merata.
Dilanjutkan, Pemprov Kaltim mendukung upaya beberapa kabupaten untuk membangun atau meningkatkan lapangan terbang yang lebih baik, di antaranya di Kabupaten Paser, Malinau dan Kabupaten Kutai Barat.
Tujuannya adalah agar dapat didarati pesawat berbadan lebar untuk angkutan barang maupun penumpang. Selain itu, di beberapa kecamatan perbatasan, yakni Kecamatan Long Bawan dan Long Ampung di Utara Kaltim, lapangan terbang perintisnya juga akan ditingkatkan.
Di samping untuk angkutan barang dan penumpang, pembangunan lapangan terbang juga dapat dimanfaatkan Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk pertahanan dan keamanan negara.
Menurutnya, ada dua kabupaten yang berniat membangun lapangan terbang, dan keinginan itu mendapat dukungannya. Jika lapangan terbang bisa didarati pesawat tempur, maka akan bisa memperkuat pertahanan Indonesia.
Terkait soal pertahanan dan keamanan, Pemprov Kaltim mendukung perpindahan lapangan terbang Melalan di Kecamatan Barong Tongkok, Kabupaten Kutai Barat ke lokasi yang lebih strategis, kemudian diperpanjang dan diperlebar landasan pacunya.
Kelak, lanjutnya, keberadaan lapangan terbang tersebut akan bisa digunakan untuk kepentingan pertahanan dan keamanan negara, dan dapat terakomodasi untuk puluhan tahun ke depan.
"Kita tidak tahu perkembangan ekonomi dan keamanan dunia, untuk itu perlu direncanakan lapangan terbang dengan panjang landasan tiga ribu meter. Terserah sanggup dibangun berapa meter dulu, tetapi perlu disiapkan hingga tiga ribu meter,” kata Awang lagi.

Jumat, 17 Desember 2010

Pemulung Di Samarinda Akan Dibuatkan Koperasi


Samarinda, SJIK- Sejumlah pemulung di Kota Samarinda akan dibuatkan koperasi, tujuannya adalah agar mereka bisa hidup lebih baik dari hasil mengelola sampah, sekaligus tidak membuat sampah berhamburan ke jalan.
”Kami masih merumuskan tentang sistem koperasi khusus untuk para pemulung, yang jelas sampah bisa dimanfaatkan untuk berbagai kreativitas bernilai ekonomi, seperti kompos, kerajinan tangan dan lainnya,” kata Wakil Wali Kota Samarinda, Nusyirwan Ismail.
Dalam wadah semacam koperasi itu, lanjutnya, para pemulung juga akan dikumpulkan guna diberikan pengertian agar tidak menghambur sampah di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) hingga tercecera ke jalan.
Selama ini para pemulung dalam mengais barang-barang di TS yang bisa dijual, selalau membuat sampah berserakan sehingga mengotori pemandangan kota, di samping juga menyulitkan petugas dari Dinas Kebersihan Kota (DKP) saat akan mengangkut sampah.
Dia melanjutkan, meskipun DKP Samarinda telah memberlakukan sistem jadwal pembuangan sampah mulai pukul 06.00 hingga pukul 18.00 Wita, namun hasilnya belum efektif karena masih ada warga membuang sampah di luar jam yang ditentukan
Ditambah lagi sampah yang sudah dibuang ke TPS, kerap diacak-acak pemulung sehingga berhamburan kemana-mana. Untuk itu, perlu adanya penyuluhan bagi pemulung agar bisa lebih tertib dalam mencari barang-barang bekas tersebut.
Jika para pemulung sudah terwadahi dalam sebuah lembaga semacam koperasi atau sejenisnya, diharapkan kehidupan pemulung juga bisa lebih baik karena dalam lembaga itu, para pemulung akan mendapat pembinaan.
Pembinaan yang akan dilakukan antara lain, sampah yang ada bisa dimanfaatkan menjadi pupuk kompos. Pupuk ini bernilai ekonomi tinggi karena saat ini harga kompos di Samarinda sekitar Rp5.000 per kg, sehingga bisa menjadi nilai tambah bagi pemulung.
Selain itu, masih banyak barang bekas yang dibuang ke TPS bisa dimanfaatkan berbagai kerajinan maupun hiasan rumah dengan nilai ekonomi tinggi. Para pemulung bisa dijarai cara membuat berbagai kerajinan tersebut.
Mulai kini, lanjutnya, masalah sampah akan ditangani serius. Jika masih ada sampah menumpuk di suatu tempat, maka Lurah setempat bisa lapor ke Camat kemudian bisa dikoordinasikan dengan DKP Samarinda.
Dia juga mengatakan, rata-rata volume sampah di Samarinda mencapai 1.100 meter kubuk pada hari-hari biasa, namun untuk hari besar keagamaan bisa meningkat hingga 5 hingga 40 persen per hari, seperti Hari Raya Idul Adha dan Hari Raya Idul Fitri.

Jumlah Penganggur Di Kaltim Alami Kenaikan


Samarinda- SJIK- Jumlah pengangguran di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) naik sebanyak 8.333 orang, yakni dari sejumlah 158.224 penganggur pada Agustus 2009, menjadi 166.557 penganggur pada Agustus 2010.
”Mereka yang masih menganggur ini karena belum terserap di lapangan kerja, mereka juga belum mampu membuka lapangan kerja sendiri,” kata Kepala Badan Pusat Statitistik Kaltim Johny Anwar.
Johny yang didampingi Kabid Sosial BPS Kaltim Setiyo Nugroho itu melanujutkan, bahwa tingkat pengangguran terbuka (TPT) dengan presentasi terbesar terjadi di Kota Bontang, yakni mencapai 12,77 persen.
Rincian kondisi yang terjadi di Bontang adalah, jumlah penduduk berusia 15 tahun ke atas sebanyak 96.503 jiwa. Dari jumlah itu, penduduk yang merupakan angkatan kerja sebanyak 59.978 orang.
Selanjutnya penduduk yang bukan angkatan kerja sebanyak 36.525 orang, kemudian penduduk yang telah bekerja sebanyak 52.318 orang, dan penduduk yang masih menganggur sejumlah 7.660 orang.
Menurutnya, warga Bontang masih banyak yang menganggur karena sejumlah perusahaan yang beroperasi di Kota itu merupakan usaha padat modal, bukan jenis usaha padat karya, pasalnya perusahaan yang ada banyak yang berkecimpung di sektor minyak dan gas.
Dilanjutkan, persentasi pengangguran tertinggi kedua berada di Kabupaten Kutai Timur yang mencapai 12,71 persen, yakni dari total penduduk usia 15 tahun ke atas sebanyak 177.158 jiwa, 121.630 orang di antaranya merupakan angkatan kerja.
Kemudian sebanyak 38.637 orang di antaranya bukan termasuk angkatan kerja karena masih sekolah dan sebagai pengurus rumah tangga. Selanjutnya, terdapat 106.174 orang sudah bekerja, dan yang 15.456 orang masih menganggur.
Bera di posisi ketiga tingkat pengangguran di Kaltim yakni Kabupaten Tana Tidung yang mencapai 12,03 persen. Rinciannya adalah, dari total penduduk usia 15 tahun ke atas yang sebanyak 10.794 orang, 7.218 orang di antaranya merupakan penduduk angkatan kerja.
Kemudian penduduk yang bukan angkatan kerja sebanyak 3.576 orang, selanjutnya terdapat 6.350 orang sudah bekerja yang sebagian besar sebagai petani, sedangkan 868 orang di antaranya masih menganggur.

Kamis, 16 Desember 2010

Kubur Tajau Sangasanga Berusia 240 - 480 Tahun

Samarinda- KJ- Balai Arkeologi Banjarmasin, Kalimantan Selatan memastikan Kubur Tajau berisi 52 kerangka manusia yang ditemukan di Kecamatan Sangasanga, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur berusia 240-480 tahun.
Pernyataan itu disampaikan Ketua Tim Peneliti Kubur Tajau (tajau dalam bahasa setempat berarti guci) Sangasanga, Hartati, baru-baru ini.
Hartati melanjutkan, pertama kali ke-52 kerangka manusia dalam guci yang ditemukan kemudian dilakukan penggalian di Sangasanga pada Mei hingga Juni 2010 itu, diperkirakan penguburannya dilakukan pada abad 16 hingga 18.
Namun setelah dilakukan penelitian ulang dilaboratorium, dapat dipastikan bahwa penguburan 52 tajau berikut kerangka manusia itu terjadi pada kisaran 240 hingga 480 tahun yang lalu, atau pada tahun 1530 hingga 1770.
Menurutnya, penggalian Kubur Tajau Sangasanga pada Mei-Juni 2010 itu dilakukan dua angkatan (gelombang). Tim Peneliti angkatan pertama dia sendiri yang ditunjuk sebagai ketua, sedangkan penggalian untuk angkatan kedua diketuai oleh Bambang Sugianto.
Dikatakan, meski sudah diketahui tahun penguburan tajau beserta kerangka manusia itu, namun pihaknya belum bisa memastikan dari suku atau bangsa apa yang melakukan penguburan di Sangasanga tersebut.
Hanya saja diperkirakan yang melakukan tradisi seperti itu adalah Suku Dayak atau bangsa dari China. ”Itu hanya perkiraan, untuk pastinya itu kerangka dari suku apa, kami belum tahu karena saat ini masih dilakukan tes DNA,” katanya.
Tes DNA, lanjutnya, memerlukan waktu enam bulan, sedangkan pengiriman sampel kerangka dari Sangasanga ke laboratorium di Bandung dilakukan pada Juni lalu, sehingga hasil positifnya baru bisa diketahui sekitar Januari 2011.
Menurutnya, temuan sebanyak 52 guci berikut tulang belulang itu merupakan pertama kali di Kaltim dan merupakan kuburan kuno terbesar di Kalimantan, bahkan di Indonesia karena di sejumlah tempat biasanya hanya ditemukan satu hingga tiga kuburan guci.
Tiga dari 52 tajau yang ditemukan itu dalam kondisi utuh dan saat ini tersimpan di Museum Perjuangan Merah-Putih Sangasanga, Kaltim.
Menurutnya, kuburan itu bentuknya silindris, terdiri dari dua bagian yakni bagian wadah tempat diletakan tulang belulang dan bagian tutup yang mirip piring. Guci berfungsi sebagai `kuburan sekunder` (tempat penyimpanan sisa jenazah/kerangka). (pay)

Disdik Kaltim Bakar 6.728 Ijazah

Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Kaltim memusnahkan 6.728 lembar ijazah dengan cara dibakar, ijazah itu mulai dari jenjang sekolah dasar hingga sekolah menengah atas.
            “Pembakaran ijazah kami lakukan di halaman Kantor Disdik Kaltim Senin kemarin, kami sengaja memusnahkan ijazah itu agar tidak disalah gunakan oleh oknum tertentu,” kata Ketua Tim Pemusnah/Penghapus Ijazah, Kharid Daha.
            Kharid yang juga Sekretaris Disdik Kalimantan Timur (Kaltim) ini melanjutkan, ke- 6.728 ijazah itu merupakan ijazah yang telah dikembalikan oleh 14 kabupaten dan kota di Kaltim untuk tahun pelajaran 2008/2009 dan 2009/2010.
            Ijazah yang dikembalikan dari Disdik Samarinda baik yang keadaan baik maupun rusak sebanyak 180 lembar. Rinciannya adalah ijazah SD terdapat 80 lembar dan ijazah SMK terdapat 100 lembar.
            Kemudian dari Kota Balikpapan terdapat 346 lembar ijazah yang dikembalikan ke Disdik Kaltim yakni, ijazah SD 234 lembar, SMP KTSP terdapat 60 lembar, SMP 2004 sebanyak tiga lembar, dan ijazah SMA KTSP IPA terdapat delapan lembar.
            Ada juga ijazah SMA KTSP IPS terdapat 20 lembar, SMA 2004 IPS sebanyak empat lembar, dan ijazah SMK 3 tahun terdapat 17 lembar.
Ijazah yang dikembalikanb oleh Disdik Bontang sebanyak 68 lembar yang terdiri dari SD 33 lembar, SMP KTSP 16 lembar, SMA KTSP IPA 11 lembar, SMA KTSP IPS tujuh lembar, dan SMK 3 tahun hanya satu lembar.
Dari Kutai Kartanegara tidak ada mengembalikan, kemudian dari Kutai Timur mengembalikan 33 lembar yakni, SD lima lembar, SMP 22 lembar, SMA KTSP IPA dan IPS lima lembar, dan SMK tiga tahun satu lembar.
Berikutnya dari Kutai Barat mengembalikan 96 lembar yakni, ijazah SD 74 lembar, SMP KTSP 10 lembar, SMA KTSP IPS Sembilan lembar, dan SMK tiga tahun sebanyak tiga lembar.
Kemudian ijazah jenjang SD hingga SLTA dari Kabupaten Penajam Paser Utara sebanyak 33 lembar, Paser 26 lembar, Berau 83 lembar, Bulungan 40 lembar, Tarakan 72 lembar, Nunukan 162 lembar, Malinau 43, dan Tana Tidung 10 lembar.
“Selain pengembalian dari 14 kabupaten dan kota, terdapat pula 5.536 lembar ijazah yang dimusnahkan. Ijazah itu sebelumnya merupakan stok di gudang untuk tahun pelajaran 2008/2009,” kata Kharid Daha.

Jumat, 03 Desember 2010

Kaltim Siap Jadi Percontohan Pelaksanaan SNP

Samarinda, KJ - Pemprov Kaltim siap menjadi daerah percontohan pelaksanaan penyelenggaraan Standarisasi Nasional Pendidikan (SNP), pasalnya program itu sesuai dengan komitmen pemerintah setempat untuk meningkatkan komptensi guru.
Pernyataan itu diutarakan Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Awang Faroek Ishak pada Seminar Pendidikan Nasional yang digelar di Hotel Aston, Samarinda, Senin.
Apalagi, lanjutnya, saat ini ada standarisasi dari Badan Standarisasi Nasional Pendidikan (BSNP) yang mewajibkan setiap guru minimal berpendidikan sarjana (S1). Ketentuan tersebut sudah mendapatkan respon positif dari Pemprov Kaltim melalui Dinas Pendidikan (Disdik) setempat.
Menurutnya, Disdik Kaltim telah menguliahkan para guru untuk kualifikasi jenjang pendidikan, bahkan ada yang dibiayai untuk kuliah pasca sarjana (S2), yakni dengan jumlah 60 ribu orang guru di Kaltim, maka ditargetkan seluruhnya memenuhi standarisasi pendidikan.
Selain  itu, pembangunan karakter atau kepribadian anak bangsa sebagai generasi penerus yang bermartabat dan berakhlak mulia berada di tangan guru, untuk itu kualifikasi guru haru terus menjadi perhatian.
Terkait dengan itu pula, pemerintah setempat telah menunjukkan komitmennya dalam upaya meningkatkan kompetensi para guru maupun tenaga pengajar, di antaranya adalah menyekolahkan lagi ke jenjang yang lebih tinggi.
“Pembangunan kepribadian  bagi  anak didik sangat penting guna peningkatan kualitas sumber daya manusia. Ini sangat tergantung pada kualitas pengajar, dan sudah menjadi komitmen pemerintah untuk  memberikan perhatian lebih utama pada tenaga pengajar,” katanya.
Pemerintah, lanjutnya, memberikan kesempatan luas bagi para guru guna meningkatkan kompetensinya, bahkan melalui jalur pendidikan formal maupun non formal, seperti seminar pendidikan dan pelatihan (Diklat), maupun kursus, serta program lainnya.
Dia juga mnegatakan, bahwa pemerintah daerah sudah banyak memberikan dukungan guna peningkatkan kompetensi guru di Kaltim sehingga ke depan SDM Kaltim diharapkan terus meningkat dan mampu bersaing dengan daerah lain.
Bahkan, lanjutnya, insentif juga diberikan dengan kolaborasi pembiayaan antara pemerintah provinsi dengan kabupaten dan kota, sehinga minimal para guru menerima insentif senilai Rp1 juta per bulan.