Kampanye Kaltim Green

Kampanye Kaltim Green
Kampanye Kaltim Hijau Hingga ke Palembang

Jumat, 17 Desember 2010

Pemulung Di Samarinda Akan Dibuatkan Koperasi


Samarinda, SJIK- Sejumlah pemulung di Kota Samarinda akan dibuatkan koperasi, tujuannya adalah agar mereka bisa hidup lebih baik dari hasil mengelola sampah, sekaligus tidak membuat sampah berhamburan ke jalan.
”Kami masih merumuskan tentang sistem koperasi khusus untuk para pemulung, yang jelas sampah bisa dimanfaatkan untuk berbagai kreativitas bernilai ekonomi, seperti kompos, kerajinan tangan dan lainnya,” kata Wakil Wali Kota Samarinda, Nusyirwan Ismail.
Dalam wadah semacam koperasi itu, lanjutnya, para pemulung juga akan dikumpulkan guna diberikan pengertian agar tidak menghambur sampah di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) hingga tercecera ke jalan.
Selama ini para pemulung dalam mengais barang-barang di TS yang bisa dijual, selalau membuat sampah berserakan sehingga mengotori pemandangan kota, di samping juga menyulitkan petugas dari Dinas Kebersihan Kota (DKP) saat akan mengangkut sampah.
Dia melanjutkan, meskipun DKP Samarinda telah memberlakukan sistem jadwal pembuangan sampah mulai pukul 06.00 hingga pukul 18.00 Wita, namun hasilnya belum efektif karena masih ada warga membuang sampah di luar jam yang ditentukan
Ditambah lagi sampah yang sudah dibuang ke TPS, kerap diacak-acak pemulung sehingga berhamburan kemana-mana. Untuk itu, perlu adanya penyuluhan bagi pemulung agar bisa lebih tertib dalam mencari barang-barang bekas tersebut.
Jika para pemulung sudah terwadahi dalam sebuah lembaga semacam koperasi atau sejenisnya, diharapkan kehidupan pemulung juga bisa lebih baik karena dalam lembaga itu, para pemulung akan mendapat pembinaan.
Pembinaan yang akan dilakukan antara lain, sampah yang ada bisa dimanfaatkan menjadi pupuk kompos. Pupuk ini bernilai ekonomi tinggi karena saat ini harga kompos di Samarinda sekitar Rp5.000 per kg, sehingga bisa menjadi nilai tambah bagi pemulung.
Selain itu, masih banyak barang bekas yang dibuang ke TPS bisa dimanfaatkan berbagai kerajinan maupun hiasan rumah dengan nilai ekonomi tinggi. Para pemulung bisa dijarai cara membuat berbagai kerajinan tersebut.
Mulai kini, lanjutnya, masalah sampah akan ditangani serius. Jika masih ada sampah menumpuk di suatu tempat, maka Lurah setempat bisa lapor ke Camat kemudian bisa dikoordinasikan dengan DKP Samarinda.
Dia juga mengatakan, rata-rata volume sampah di Samarinda mencapai 1.100 meter kubuk pada hari-hari biasa, namun untuk hari besar keagamaan bisa meningkat hingga 5 hingga 40 persen per hari, seperti Hari Raya Idul Adha dan Hari Raya Idul Fitri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar